Diare adalah satu dari tiga pembunuh anak-anak sekarang ini. Di dunia
Setidaknya terdapat 20 virus, bakteri, dan protozoa patogen enterik, termasuk
Salmonella sp, Shigella sp, Vibrio cholerae, dan rotavirus. Dalam saluran
pencernaan manusia, keluar di tinja yang terdapat patogen diare, dan akan
melalui lingkungan, yang dapat menyebabkan diare pada orang lain. Karena diare berasal dari feses,
intervensi yang dapat mencegah material fekal memasuki lingkungan anak yang rentan
terjangkit menjadi kunci penting bagi
pencegahan diare itu sendiri. Hambatan utama transmisi patogen enterik adalah
pembuangan tinja yang aman dan mencuci tangan yang memadai, terutama setelah
kontak dengan material fekal dari orang dewasa dan anak-anak. Tangan berfungsi
sebagai vektor transmisi patogen enterik dari fekal ke mulut. Oleh karena itu
peneliti melakukan review sistematis dari efek mencuci tangan dengan sabun
terhadap risiko diare dan potensi
kematian karena diare diare.
Penelitian dilakukan dengan cara mengidentifikasi studi yang diterbitkan
dalam bahasa Inggris sampai dengan akhir tahun 2002 yang berkaitan mencuci
tangan dengan risiko infeksi penyakit usus atau diare di masyarakat. studi
secara sistematis dicari menggunakan kata kunci yang berkaitan dengan mencuci
tangan, penggunaan sabun, serta istilah-istilah penyakit seperti diare, tipus,
enterik, kolera, shigellosis, disentri, dan kematian. Pencarian juga dilakukan
dengan penulis mengkoleksi dan meninjau
artikel ini sendiri. Tidak ada batasan pada tanggal atau letak geografis. Selain
itu, peneliti menghadiri konferensi kebersihan dan menanyakan apakah mereka
memiliki data yang tidak dipublikasikan yang berhubungan dengan mencuci tangan,
tapi tidak ada data yang sesuai untuk diidentifikasi.
Tujuh penelitian melaporkan terdapat dampak positif dari intervensi mempromosikan
mencuci tangan. Sepuluh Studi yang dilakukan secara observasional, praktik
mencuci tangan dapat menurunkan sejumlah infeksi penyakit enterik dan memiliki risiko
relatif lebih tinggi untuk terkena penyakit diare terkait dengan tidak mencuci
tangan. Studi diterapkan sepuluh di Asia, tiga di Afrika, dua di Amerika Latin,
satu di Amerika Serikat, dan satu di Australia. Sembilan dilakukan di daerah
perkotaan, lima di daerah pedesaan, satu di baik perkotaan dan pedesaan, satu
di kamp pengungsi, dan satu tidak menentukan lokasi. Tiga studi yang ditetapkan
di fasilitas penitipan anak. Selain itu, salah satu studi case-control Mengatakan,
pengurangan potensi kematian karena diare dengan intervensi mencuci tangan sulit untuk didapatkan. Studi lainnya juga
mengatakan mencuci tangan dan kematian karena diare tidak menunjukkan adanya hubungan berarti.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mencuci tangan memiliki efek
yang baik terhadap penurunan terjadinya diare dan dapat mencegah terjadinya
diare. Akan tetapi mencuci tangan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
penurunan angka kematian akibat diare, karena kematian anak bisa disebabkan
oleh banyak faktor lainnya.
Curtis V, Cairncross S. Effect of washing hands with soap on
diarrhoea risk in the community: a systematic review. Lancet
Infectious Diseases. 2003;3(5):275–81.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar