Merokok pada Usia Remaja di Negara Berkembang

Saya, Inez Putri Pratiwi, memilih topik ini karena merokok adalah hal yang selalu saja dianggap sepele oleh berbagai orang. Saya katakan sepele karena walaupun media telah ikut serta dalam menunjukan dampak bahaya dari rokok, namun tetap saja perokok tetap saja merokok dan orang disekitarnya pun tetap saja membiarkan perokok, walaupun ada beberapa orang yang sudah mulai berfikir ulang. Saya mengangkat topik ini karena merokok memiliki dampak diberbagai aspek tidak hanya kesehatan fisik namun kesehatan mental dan sosial. Umumnya para perokok memulai merokok di usia muda, bahkan menurut dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati, Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit tidak menular Kementrian Kesehatan, perokok di Indonesia mencapai 90 juta jiwa dan Indonesia menduduki rangking 1 dengan jumlah perokok tertinggi di dunia 1,2. Oleh karena itu topik ini merupakan hal yang masih sangat menarik untuk diangkat karena hal ini menunjukkan apakah program-program yang telah dibuat benar-benar memberikan dampak kepada target terutama di area seperti Indonesia ini.
  1.  Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. HTTS 2016: SUARAKAN KEBENARAN, JANGAN BUNUH DIRIMU DENGAN CANDU ROKOK. [Online]  Available at: http://www.depkes.go.id/article/print/16060300002/htts-2016-suarakan-kebenaran-jangan-bunuh-dirimu-dengan-candu-rokok.html
  2.  Novia, D. R. M., 2016. Jumlah Perokok di Indonesia Nomor Satu Dunia, Jakarta: s.n.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar