Mengapa program bisa efektif?

Isu kita dalam kepaniteraan ini adalah belajar tentang program-program public health yang efektif, syukur jika ia juga efisien. Jika ia efektif dan efisien, maka itulah yang kita cari. Program efektif biasanya tidak murah. Jadi efektif itu bertolak belakang dengan tujuan efisiensi.  Ya seperti kritik orang tentang naik becak. Mau aman tetapi murah.. ya tentu saja tidak seperti itu.

Dalam public health, memang arah mencari program yang efektif dan efisien itu menjadi keharusan jika kita hidup di negara yang miskin.

Contoh penting soal efektif dan efisien adalah imunisasi.

  • efektif: 
    • bakteri yang sudah dilemahkan tidak bisa menyerang tubuh hingga sakit. tetapi ia bisa menumbuhkan kekebalan. Kekebalan itu bisa memproteksi serang bakteri ke tubuh di lain waktu. luar biasa.
  • efisien: 
    • ia hanya diperlukan sekali seumur hidup. 
    • jika pemerintah memproduksi vaksin untuk seluruh penduduk, maka ongkos produksi lebih murah lagi. Satu pabrik untuk seluruh kebutuhan vaksin di Indonesia. Menjadi kurang efisien jika untuk menyediakan vaksin, kita memiliki beberapa pabrik. Itulah sebabnya pemerintah memiliki pabrik vaksin. Kita tidak perlu import. Jika import, berarti biaya jadi tambah besar.
Dalam mempelajari program-program public health spesifik, kita ingin belajar seperti apa program itu bisa efektif. Karena itu, catatan penting anda adalah menjelaskan mengapa "intervensi" atau "unsur apa" dari program itu yang membuat efektif.

Bercermin dalam hal obat. Kita mengetahui sebuah obat itu efikasius ("efikasius" untuk obat, "efektif" untuk program) jika ada zat utama yang "nendang dan gol". Dalam obat, efikasius itu bahkan dapat ditentukan dosisnya. Karena itu ketika menilai efektivitas program, kita sedapat mungkin bisa sangat spesifik: unsur apanya yang membuat "nendang dan gol" dan berapa dosis dan lama pengobatannya. Dosis dalam program bisa dijelaskan tentang jumlah pertemuan atau jumlah paparan (apa lagi, sebutkan). Untuk jangka waktu pengobatan di dalam program bisa menyangkut berapa hari atau minggu, atau bulan program itu dilaksanakan. Tentu saja makin singkat waktu, makin efisien. Di situlah kita harus mencari titik temu antara efektivitas dan efisiensi.

Dalam catatan dari masing-masing artikel, tekankan "fitur" khas dari program (bahasa saya adalah yang "nendang dan gol", dosis dan lama intervensi. Artikel yang kita baca tidak selalu menjelaskan hal ini. Tidak apa-apa. Kita bisa tetap bisa mikir kira-kira apa yang membuat program itu efektif, refleksikan. 

So far, catatan-catatan anda so good. 

Salam Mub



Tidak ada komentar:

Posting Komentar