Program ini
ditujukan untuk ibu dari anak-anak usia 6-24bulan yang mengalami malnutrisi di
Bangladesh, yang merupakan orang miskin di populasi tersebut.
Sebelum penelitian, sebuah sesi pelatihan dilakukan untuk ahli gizi, antropolog, petugas medis, dan pengawas selama 2 minggu. Asisten kesehatan lokal juga
mengikuti sesi ini. Sebuah workplan disiapkan untuk asisten kesehatan untuk
memberikan pendidikan gizi kepada para ibu, pengumpulan data morbiditas
mingguan, demonstrasi makanan pelengkap mingguan, dan pengumpulan data
antropometri setiap 2 minggu.
Pada awal program, persepsi ibu tentang pemberian makanan anak, pantangan makanan, praktik perawatan, dan perilaku
mencari kesehatan selama sakit dipastikan melalui focus group discussion. Diskusi dilakukan, dalam dua kelompok dari masing-masing grup ibu yang terdiri dari 6-8 ibu di masing-masing
kelompok, untuk sekitar dua jam dan dicatat menggunakan sistem
audio. Antropolog bertindak sebagai fasilitator,
sedangkan pengawas lapangan
dan asisten kesehatan membantu merekam diskusi. Poin yang berlawanan diidentifikasi, dan pesan dan penjelasan dibangun untuk komunikasi perubahan perilaku yang diperlukan. Sebuah paket pendidikan gizi dikembangkan berdasarkan temuan dari diskusi tersebut. Diskusi diulang setelah intervensi untuk menilai dampak
dari intervensi.
Kelompok yang terdiri dari 10-12 ibu /
pengasuh anak kekurangan gizi diberi pelatihan di
wilayah tinggalnya. Materi konseling ditunjukkan dalam gambar poster dan leaflet yang
diberikan kepada ibu atau pengasuh. Sesi diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan ibu untuk
mengidentifikasi kekurangan
gizi pada anaknya. Kartu growth-monitoring
and promotion (GMP) digunakan untuk menunjukkan status gizi dan kenaikan/penurunan berat bada. Ahli gizi
memberi training pentingnya ASI, karakteristik
gizi bahan makanan, misalnya telur, minyak, sayuran, mikronutrien, garam
beryodium, dll. Ibu disarankan
untuk menyediakan pot makan
terpisah untuk mengukur makanan anak. Mereka
mendiskusikan pentingnya ketahanan pangan, perawatan, kebersihan pribadi, dan pengendalian penyakit. Pertemuan edukasi nutrisi ini berlangsung selama
2x/minggu. Pemberi edukasi merupakan seorang nutrition promoters dari program
BINP (Bangladesh Integrated Nutrition Project). Kegiatan ini dilakukan
selama 8 bulan. Selain edukasi, program ini juga mengadakan demo memasak. Demo
masak dilakukan dengan memilih menu yang mudah dibuat namun bernutrisi dan
merupakan makanan local.
Edukasi intensif meliputi kemanan makanan, perawatan, serta
pengendalian penyakit. Edukasi ini diperkaya dengan adanya focus group
discussion dengan para pengasuh/ibu. Semua grup disarankan unuk membawa anaknya
ke faskes local apabila sakit. Program ini terbukti meningatkan atau memperbaiki
status gizi anak dengan malnutrisi.
Roy SK, Jolly
SP, Fuchs GJ, Mahmud Z, Gulshan A,Islam S, Shafique S, Akter SS and Chakraborty
B. Intensive nutrition education with or without supplementary feeding improves
the nutritional status of moderately- malnourished children in Bangladesh.
Journal for Health Population and Nutrition. 2005; 23(4) 320-330.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar