Video Doctor

Video Doctor adalah sebuah intervensi yang dilakukan sebagai bagian dari program Health In Pregnancy yang bertujuan untuk menurunkan kejadian KDRT. Target populasi pada program ini adalah para ibu hamil yang datang di untuk antenatal care di klinik.

Program ini diawali dengan suatu screening digital menggunakan laptop layer sentuh. Pada laptop ini akan dilakukan wawancara melalui komputer dengan audio voice over (Video Doctor). Screening ini akan mengumpulkan data demografis, riwayat kehamilan serta menilai resiko penggunaan rokok, narkoba dan adanya KDRT. Wanita yang melaporkan faktor resiko tertentu akan distratifikasi kombinasi resikonya oleh aplikasi komputer tersebut.

Intervensi yang diberikan pada wanita hamil berresiko adalah Video Doctor ditambah pemberian informasi kepada tenaga kesehatan. Model Video Doctor ini disebut CDC sebagai praktik evidence-based terbaik pada tahun 2008. Video Doctor menggunakan interaksi multimedia melalui laptop yang terhubung dengan internet. Seorang aktor memerankan dokter dalam video dan menyampaikan edukasi untuk menurunkan resiko, termasuk juga untuk mensimulasi diskusi yang ideal dengan tenaga kesehatan. Diskusi yang ideal ini bersifat non-judgmental dengan prinsip wawancara motivasi. Berdasarkan informasi yang telah diinput oleh partisipan, aplikasi ini akan memilihkan edukasi yang sesuai, diampil dari perpustakaan video digital. Pada akhir video, Video Doctor menutup dengan pesan : "Saya menyarankan Anda untuk mendiskusikan hubungan Anda dengan dokter. Itu tidak mudah, tapi bisa membantu"

Pada akhir sesi, program ini juga mencetak dua dokumen:
1) Lembar informasi untuk tenaga kesehatan, mencantumkan rangkuman profil resiko partisipan dan pernyataan konseling yang disarankan. Lembar ini dicantumkan juga di rekam medis pasien saat kunjungan antenatal.
2) Lembar kerja edukasional untuk partisipan untuk refleksi diri tips mengurangi bahaya, dan sumber daya yang ada di komunitas.

Bagan metode intervensi yang diberikan bisa dilihat di gambar berikut:


Sebuah RCT dilakukan untuk melihat efektivitas intervensi ini dibandingkan dengan perawatan antenatal biasa. Pasien yang mendapatkan intervensi ini lebih banyak mendiskusikan kejadian KDRT dengan tenaga kesehatan dibandingkan kelompok kontrol. Seluruh peserta juga menyatakan merasa terbantu dengan intervensi ini pada follow up 1 bulan.

Referensi:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar