Connect to Protect (C2P) community coalitions

Berlatar belakang dari data bahwa 80% dewasa muda tidak memperhatikan status infeksi HIV yang didapatnya dan hanya 29% yang dewasa muda dengan HIV positif yang mengkontrol kondisi kesehatannya ke pelayanan kesehatan. Hal yang menyebabkan terjadinya hal ini adalah adanya penghalang antara pelayan kesehatan dengan dewasa muda seperti halnya etnis dan ras (minoritas), psikologis (stigma dan ketidakpercayaan pada pelayan kesehatan), budaya (bahasa dan pandangan masyarakat) dan komorbiditas (gangguan kejiwaan dan penyalahgunaan zat).

Program yang dikembangkan berupa advokasi kepada pemberi layanan kesehatan, staf pendidik, dan administrator daerah kepemudaan.untuk membangun lingkungan yang mendukung pada kesehatan dewasa muda terutama terbebasnya dari HIV/AIDS. Melalui institusi-institusi ini para dewasa muda dibekali tentang pengetahuan terkait HIV pada dewasa muda, membangun dialog tentang pencegahan dan pengobatan HIV, mengembangkan rasa tanggung jawab dan menghargai diri sendiri, menyiapkan para dewasa muda menjadi kader untu masyarakat sekitar, dan memberikan akses kepada dewasa muda untuk ke pelayanan kesehatan tanpa dibayangi ketakutan dan stigma.

Melalui program ini maka terbentuk infrastruktur yang kuat dengan sistem dan prosedur yang sesuai dimana pada lingkungan masyarkat terbentuk pola pikir akan kesadaran dan kewaspadaan pada HIV/AIDS dimana HIV/AIDS bukan lagi sebagai stigma atau ketakutan dan pelayanan kesehatanan dan konseling juga tidak lagi terkotak hanya diperuntukan untuk golongan tertentu. Sehingga melalui program ini terbentuk lingkungan yang kondusif untuk para dewasa muda melakukan komunikasi dengan terbuka, saling memberikan kewaspadaan satu dengan yang lain, dan mendapat kesempatan untuk memeriksakan status HIV pada layanan kesehatan terkait.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4880364/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar