Diare dianggap menjadi salah satu
masalah kesehatan terutama di negara-negara berkembang. Sekitar 1,5 miliar kasus diare dilaporkan setiap tahunnya di
negara-negara berkembang, dan angka ini konstan selama 20 tahun terakhir.
Diperkirakan 2,5 juta orang di negara
berkembang meninggal karena diare setiap tahun, dan mayoritas adalah anak-anak
berusia kurang dari lima tahun. Kebersihan makanan yang tidak memadai dianggap
menjadi salah satu kontributor utama terjadinya diare. Kebersihan yang buruk,
terutama dalam mempersiapkan makanan, dapat meningkatkan risiko mengalami
diare, hal ini disebabkan karena makanan yang telah terkontaminasi oleh patogen
penyebab diare.
Metode yang digunakan adalah cross-sectional,
diteliti 274 anak-anak yang dipilih secara acak berusia 12-59 bulan di daerah yang
memiliki tingkat sosio-ekonomi rendah di Jakarta Timur. Prevalensi diare dinilai
dari frekuensi dan konsistensi buang air besar anak selama 7 hari. Kebersihan makanan sendiri dinilai dari kebiasaan
mencuci tangan, persiapan makanan, kebersihan peralatan makan, sumber air,
kebiasaan membeli makanan yang dimasak, kebersihan botol susu anak, dan lingkungan
rumah. Informasi dikumpulkan melalui wawancara kunjungan rumah dan pengamatan
di lapangan. Kemudian subyek dibagi menjadi kelompok dengan pola kebersihan
makanan yang baik dan pola kebersihan makanan yang buruk.
Hasilnya, Hubungan antara pola
kebersihan makanan dengan diare pada anak-anak usia 12 - 59 bulan tidaklah signifikan.
Kurangnya jumlah sampel untuk mencakup daerah sosio-ekonomi rendah anggap bisa
memngganggu angka kejadian diare dari subyek. Periode pola BAB yang diteliti pada
anak selama 7 hari juga dianggap bisa menggangu hasil penelitian ini. Tetapi
hal ini tidak menutup kemungkinan adanya hubungan antara pola kebersihan
makanan dengan prevalensi diare, karena banyak dari penelitian-penelitian
serupa yang menunjukan hasil yang berbeda.
Agustina, Rina et al. “Association of Food-Hygiene Practices and Diarrhea Prevalence among Indonesian Young Children from Low Socioeconomic Urban Areas.” BMC Public Health 13 (2013): 977. PMC. Web. 30 Oct. 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar